MATERI
PERKULIAHAN SOSIOLOGI
Oleh: Eko Digdoyo, S.Pd., M.Hum.
1.
Definisi Sosiologi
Kata sosiologi
berasal dari bahasa latin socius dan logos. Socius – Sosial artinya
masyarakat, Logos artinya Ilmu. Jadi
sosiologi adalah ilmu yang mengkaji sosial kemasyarakatan. Penjelasan istilah
sosiologi tidak cukup sampai di sini, namun dapat dijabarkan lebih jauh
berdasarkan dari beberapa tokoh. Selanjutnya definisi sosiologi menurut para
tokoh:
- Pitirin
Sorokin
Sosiologi adalah hubungan dan pengaruh
timbal balik antara gejala social.
- Roucek
dan Waren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dengan kelompok.
- William
F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff
Sosiologi adalah penelitian secara
ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi social beserta
strukturalnya.
- J.
Van Doorn dan J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan
tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil
dan dinamis.
- Selo
Soemardjan dan Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial (social strcture) dan
proses sosial (social process)
termasuk perubahan-perubahan sosial (social
change).
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki ciri-ciri utama:
a. Sosiologi bersifat empiris artinya
didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat dan tidak
spekulatif.
b. Sosiologi bersifat teoritis artinya
ilmu pengetahuan yang tersusun berdasarkan abstraksi (teori) sebab akibat,
sehingga dapat menjelaskan hubungan tersebut.
c. Sosiologi bersifat kumulatif artinya
teori-teori yang sudah ada dibangun sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.
d. Sosiologi bersifat non-etis artinya
bukan mempersoalkan baik-buruk tetapi tujuan menjelaskan fakta secara analitis.
2. Tujuan
Mempelajari Sosiologi:
Untuk menghasilkan
pengertian-pengertian dan pola-pola umum, karena sosiologi meneliti dan mencari
apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar manusia dan
juga perihal sifat hakekat, bentuk, isi dan struktur masyarakat. Oleh karena
itu diharapkan ilmu sosiologis dapat memberikan wawasan akademis maupun
praktis.
3. Hubungan
ilmu sosiologi dengan ilmu lain
Sosiologi adalah
salah satu dari disiplin ilmu sosial, sehingga ilmu tersebut memerlukan
hubungan kerjasama dengan disiplin ilmu sosial yang lain, di antaranya:
§
Sejarah
§
Antropologi
§
Geografi
§
Ekonomi
§
Psikologi
§
Politik
§
Hukum
§
Budaya
§
Religi
§
Seni,
dll.
4.
Latarbelakang munculnya sosiologi:
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walaupun telah mengalami
perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan dan peradaban, masyarakat
manusia sebagai proses pergaulan hidup telah menarik perhatian. Awal mulanya,
orang-orang yang meninjau masyarakat hanya tertarik pada masalah-masalah yang
menarik perhatian umum, seperti ; kejahatan, perang, kekuasaan golongan
yang berkuasa, keagamaan dan lain sebagainya. Dari pemikiran serta penilaian
yang demikian itu, orang kemudian meningkatkan pengetahuannya pada filsafat
kemasyarakat, di mana orang menguraikan harapan-harapan tentang susunan serta
kehidupan masyarakat yang diinginkan yang lebih ideal.
Perbedaan yang tidak jarang menimbulkan pertentangan antara harapan dan
kenyataan, memaksa para ahli pikir (ilmuwan) untuk mencari sebab-sebabnya
dengan jalan mempelajari kenyataan-kenyataan di dalam masyarakat, sehingga
timbul berbagai macam teori tentang masyarakat. Lambat laun teori-teori
tersebut dipelajari dan dikembangkan secara sistematis dan netral, terlepas
dari harapan-harapan pribadi para sarjana yang mempelajarinya dan juga dari
penilaian baik buruk mengenai gejala-gejala atau unsur yang dijumpai di dalam
tubuh masyarakat itu, sehingga timbulah ilmu pengetahuan mengenai masyarakat.
Dahulu kala semua ilmu pengetahuan yang dikenal dewasa ini merupakan bagian
dari filsafat yang dianggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan (mater of scentiarum). Filsafat pada masa
itu mencakup pula segala usaha-usaha pemikiran mengenai masyarakat. Lama
kelamaan searah dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan peradaban manusia,
pelbagai ilmu pengetahuan yang semula tergabung dalam filsafat memisahkan diri
dan berkembang mengejar tujuan masing-masing.
Sosiologi dinamakan ilmu-ilmu sosial kemasyarakatan karena ilmu tersebut
mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai obyek yang dipelajari.
Istilah sosial (social) mempunyai arti yang berbeda antara sosial dan
sosialisme. Sosial pada ilmu-ilmu sosial menunjuk pada obyek yaitu masyarakat,
sedangkan sosialisme adalah menunjuk pada suatu ideologi (pemikiran).
Menurut Berger sosiologi berkembang
manakala masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal-hal yang dianggap “krisis”,
sehingga menuntut terjadinya suatu perubahan sosial (social change). Sosiologi mulai berkembang adalah dimulai abad
ke-15 ketika Eropa mengalami revolusi industri. Proses perubahan jangka panjang
di Eropa ditandai dengan beberapa persoalan, di antaranya:
-
Tumbuh
dan meningkatnya perilaku individualisme-kapitalisme-borjuisme pada abad ke-15
-
Perubahan
di bidang sosial-politik (birokrasi)
-
Reformasi
gereja (Marthin Luther)
-
Lahirnya
ilmu pengetahuan dan teknologi baru (industri modern)
-
Revolusi
birokrasi dan politik
-
Urbanisasi
Tokoh
pemikir sosiologi:
1. Auguste Comte ( Perancis 1798-1857)
-
Masyarakat
adalah social physics
-
Hukum
kemajuan manusia (jenjang berpikir); teologi, metafisika, positif (hukum
ilmiah)
-
Pemikir
positivisme (obyek dikaji berupa fakta, bermanfaat, kepastian dan kecermatan)
sarana melakukan kajian ilmiah adalah; pengamatan, perbandingan, eksperimen,
dan metode histories.
-
Sosiologi;
ratu ilmu-ilmu sosial
-
Statics social-dynamics social
2. Karl Marx (Jerman 1818-1883)
-
Sosialisme-komunism-proletariansm
-
Revolusi
total
3. Emile Durkheim (1858–1917)
-
Fakta
sosial
-
Teori
solidaritas mekanik-organik
-
Pembagian
kerja sosial berdasarkan perkembangan teknologi
4. Max Weber (Jerman 1864-1920)
-
Kapitalisme
-
Materialism
4. Proses
Sosialisasi dan Interaksi Sosial
Konsep dasar :
Manusia
sebagai makluk:
1.
Individu
2.
Sosial
3.
Animal
4.
Religi
5.
Ekonom
6.
Politicon
7.
Budaya
Dorongan
hidup manusia:
- Mempertahankan
hidup
- Kebutuhan
pangan, sandang, dan papan
- Biologis
(SEX bagi yang normal)
- Pengabdian
- Meniru
- Perubahan
Proses sosialisasi adalah cara-cara
berhubungan orang perorang dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan
menentukan sistem, serta bentuk-bentuk hubungan. Atau sebagai pengaruh
timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama yang mencangkup berbagai
aspek kehidupan. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial,
artinya interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial sehingga menunjuk
pada hubungan sosial.
Bentuk umum proses sosial adalah
interaksi sosial (social interaction)
dan sebagai syarat terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang
perorang, antara kelompok manusia, maupun antara kelompok manusia dengan orang
perorang.
Pengetahuan tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk
memperoleh pengertian yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat.
Masyarakat pada umumnya mempunyai bentuk-bentuk struktural seperti ;
kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi dan kekuasan.
Kesemuanya itu memiliki hubungan interaksi. Perubahan dan perkembangan
masyarakat yang mewujudkan segi dinamikanya disebabkan anggota masyarakat
senantiasa mangadakan hubungan satu dengan yang lainnya, baik dalam bentuk
orang perorang maupun kelompok masyarakat.
Sosialisasi
Manusia Kelompok Masyarakat
Interaksi
Jika menyimak konsep di atas, maka
syarat-syarat terjadinya interaksi sosial adalah:
- Adanya
kontak social (social-contact)
- Adanya
komunikasi
Dalam bahasa Latin, kontak berasal
dari kata con atau cum dan tango. Con atau cum berarti bersama-sama, sedangkan tango berarti menyentuh. Jadi artinya
bersama-sama menyentuh. Jika diartikan secara fisik, menyentuh adalah hubungan
badaniah, Jika dikaitkan dengan perkembangan teknologi dewasa ini berhubungan
dengan orang lain dapat melalui sarana, misalnya; telepon, telengram, radio,
surat kabar, koran, majalah, dan sebagainya.
Agen
sosialisasi (Mead dan Cooley):
-
Keluarga
-
Lingkungan (teman bermain)
-
Lembaga pendidikan
-
Media massa
Kontak sosial dapat berlangsung dalam
tiga bentuk, yaitu :
- Antara
orang perorang
Misal; anak kecil mempelajari
kebiasaan dalam keluarganya, proses ini disebut sosialisasi.
- Antara
orang denngan suatu kelompok manusia.
Misal; norma-norma partai politik di masyarakat
memaksa anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideology dan programnya.
- Antara
suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Misal; dua PT sama-sama sepakat
membangun jalan raya maka terjadi kerjasama.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat
berupa :
- Kerjasama
(cooperation)
- Persaingan
(competition)
- Pertentangan
/ pertikaian (conflict)
Menurut Gillin, terdapat dua macam
proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu :
- Proses
asosiatif (association of prosses),
meliputi :
- Akomodasi
- Asimilasi
- Akulturasi
- Proses
dis-asosiatif (dis-asociation of
prosses) meliputi :
- Persaingan
- Kontroversi
- Pertikaian
atau pertentangan
Menurut Kimball Young, bentuk-bentuk
proses sosial adalah :
- Oposisi
(opposition) yang meliputi;
persaingan (competiton) dan
pertentangan atau pertikaian (conflict)
- Kerjasama
(cooperation) yang menghasilkan
akomodasi (accommodation).
- Diferensiasi
(differentiation) proses di mana
seseorang di masyarakat mendapatkan hak-hak dan kewajibannya.
Dalam sosiologi terdapat lima bentuk
kerjasama, yaitu :
- Kerukunan
yang mencakup gotong royong dan tolong menolong.
- Bergaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai
pertukaran barang-barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
- Ko-optasi (co-optation)
yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi.
- Koalisi (coalition)
yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan
yang sama.
- Joint-venture yaitu
kerjasam dalam pengusahaan proyek tertentu.
Di samping bentuk
kerjasama, sosiologi sebagai disiplin ilmu mengenal istilah akomodasi (accomodation). Tujuan akomodasi
adalah :
- Untuk
mengurangi pertentangan antara orang perorang atau kelompok manusia sebagai
akibat perbedaan paham.
- Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk
sementara waktu atau secara temporer.
- Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antara
kelompok-kelompok sosial yang hidup terpisah sebagai akibat faktor sosial
psikologis dan kebudayaan.
- Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok
sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran atau asimilasi
dalam arti luas.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah
terjadinya asimilasi :
- Toleransi
- Kesempatan-kesempatan
yang seimbang di bidang ekonomi
- Sikap
menghargai orang asing dan kebudayaannya.
- Sikap
terbuka dari golongan yang berkuasa di masyarakat
- Persamaan
dalam unsur-unsur kebudayaan
- Perkawinan
campuran
- Adanya
musuh bersama dari luar
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi
penghalang terjadinya asimilasi adalah :
- Terisolasinya
kehidupan suatu golongan tetentu dalam masyarakat (golongan minoritas),
misal; suku bangsa Indian, Asmat, Badui, Aborigin, dsb.
- Kurangnya
pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
- Perasaan
takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
- Perasaan
bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi dari
pada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
- Perbedaan
warna kulit, sehingga timbul rasa minder.
- In-group feeling yang kuat
- Gangguan
dari kelompok kuat terhadap kelompok minoritas
- Faktor
kepentingan pribadi atau kelompoknya, missal; kekuasaan.
Bentuk-bentuk khusus terjadinya
pertentangan :
- Pertentangan
pribadi
- Pertentangan
rasial
- Pertentangan
antar kelas-kelas sosial
- Pertentangan
politik
- Pertentangan lokal, nasional, regional, maupun
internasional.
Akibat terjadinya pertentangan :
- Terjadinya
keretakan di masyarakat.
- Tambahnya
solidaritas in-group
- Perubahan
kepribadian para individu
- Hancurnya
harta benda dan korban nyawa
- Dominasi
dan takluknya salah satu pihak
Contoh kasus, beberapa faktor yang
menyulitkan asimilasi antara orang Indonesia (pribumi) dengan orang Tiongkok
(Cina):
1. Perbedaan ciri-ciri badaniah
2. In-group
feeling yang sangat kuat
pada golongan Tiongkok, sehingga
mempertahankan identitas
sosial dan kebudayaannya yang eksklusif
3. Dominasi ekonomi yang menyebabkan
timbulnya sikap tinggi hati
5. Lembaga Sosial
Istilah lembaga sosial merupakan
terjemahan dari social-institution
dan biasanya diistilahkan pranata-sosial artinya menunjuk adanya unsur-unsur
yang mengatur perilaku masyarakat. Definisi lembaga masyarakat/pranata sosial/social-institutional. Menurut
Koentjaraningrat lembaga masyarakat/pranata sosial/social-institutional adalah: Suatu sistem tata kelakuan dan
hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks
kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
Dalam konteks sosiologi, lembaga
kemasyarakatan bisa diartikan himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Contoh
lembaga pendidikan yang ada di masyarakat adalah: Universitas, Institut,
Sekolah Tinggi, Akademi, dan Sekolah-sekolah lainnya.
Lembaga kemasyarakatan/institusi sosial
pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi yaitu:
- Memberikan
pedoman kepada masyarakat dalam bertingkah laku maupun bersikap dalam
menghadapi masalah.
- Menjaga
keutuhan masyarakat
- memberi
pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control).
Lembaga
sosial (social institution) (lihat
Kamanto Soenarto):
1.
Keluarga (Perkawinan-aturan, tujuan,
fungsi, tipe, insest tabo, bentuk perkawinan, pola menetap, bertemu dan
berpisah (cerai), kekerasan dalam rumah tangga, dsb.)
2.
Pendidikan
3.
Agama
4.
Ekonomi
5.
Politik
6.
Hukum, dll.
Hubungan antara manusia pada suatu
masyarakat dapat terlaksana maka perlu adanya norma-norma kekuatan yang
mengikat. Empat norma penting tersebut antara lain :
- Cara (usage),
menunujuk pada suatu bentuk perbuatan.
- Kebiasaan
(folkways), perbuatan yang
diulang-ulang dalam bentuk yang sama.
- Tata
kelakuan (mores), merupakan
kebiasaan yang dianggap sebagai cara berperilaku dan diterima norma-norma
pengatur.
- Adat
(customs), tata kelakuan yang
kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Bila
adapt ini dilanggar maka sanksi hukum akan berlaku.
Proses terbentuknya norma-norma
kemasyarakatan di antaranya :
- Proses
pelembagaan (institutionalization)
yaitu suatu proses yang dilewati oleh sesuatu norma kemasyarakatan yang
baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan.
- Norma-norma
yang internalized, artinya proses norma-norma kemasyarakatan tidak
hanya berhenti sampai perlembagaan saja, akan tetapi sampai mendarah
daging dalam jiwa anggota masyarakat.
Anggota masyarakat diharapkan mentaati
norma-norma yang berlaku maka diciptakan pengendalian sosial (social control). Pengendalian sosial
dapat bersifat :
- Preventif/positif
- Represif/negative
Manfaat
pengendalian sosial dapat digolongkan menjadi :
- Mempertebal
keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma kemasyarakatan.
- Memberikan
penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-norma
kemasyarakatan.
- Mengurangi
rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat bila menyimpang dari
nilai-nilai yang berlaku.
- Menimbulkan
rasa takut.
- Menciptakan
sistem hukum yaitu sistem tata tertib dengan sanksi yang tegas bagi para
pelanggar.
Setiap orang di manapun dia hidup
secara sadar atau tidak selalu akan menciptakan suatu kebiasaan bagi dirinya
yang khas yang disebut habit. Di samping
itu juga dijumpai pola-pola perilaku (paterms
of behavior) yaitu cara-cara bertindak yang sama dari orang-orang yang
hidup di masyarakat.
Lembaga kemasyarakatan menurut Gillin memiliki ciri-ciri, yaitu :
1. Merupakan organisasi pola-pola
pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan dan hasilnya.
2. Suatu tingkat kekekalan di masyarakat.
3. Lembaga
kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4. Lembaga
kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
5. Mempunyai tradisi
tertulis atau tidak tertulis.
Beberapa cara
pendekatan di dalam mempelajari lembaga kemayarakatan di antaranya :
- Analisis histories/sejarah
- Analisis komparatif
- Analisis hubungan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang terdapat dalam suatu masyarakat tertentu.
Masalah yang erat
hubungannya dengan pengendalian sosial antara lain :
- Conformity, yaitu
penyesuaian diri pada norma-norma dan nilai-nilai di masyarakat.
- Deviation, yaitu
penyimpangan terhadap norma-norma dan nilai-nilai.
6.
Stratifikasi
Sosial
Di dalam sosiologi dikaji pula mengenai masalah-masalah sistem lapisan
masyarakat yang disebut stratifikasi sosial (sosial stratification) artinya perbedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas secara bertingkat.
Di dalam stratifikasi sosial terdapat klas sosial (sosial cllas) yaitu semua orang dan keluarga yang sadar akan
kedudukannya di masyarakat. Menurut pendapat Kurt B. Mayer istilah kelas hanya
dipergunakan untuk lapisan unsur-unsur ekonomis, sedang lapisan yang
berdasarkan atas kehormatan dinamakan kelompok kedudukan (status group).
Sistem pelapisan sosial masyarakat
memilki dua sifat yaitu :
- Sifat
tertutup (close social
stratification)
Tidak dapat berpindah dari pelapisan satu ketempat pelapisan lain.
- Sifat
terbuka (open social stratification)
Dapat berpindah dari pelapisan satu ketempat pelapisan lain.
Menurut Joseph Schumpeter, jika dikaji
lebih mendalam pengertian kelas akan muncul kriteria tradisional, yaitu :
- Besar
atau ukuran jumlah anggotanya.
- Kebudayaan
yang sama yang menentukan hak dan kewajiban keluarganya.
- Kelanggengan
- Tanda-tanda/lambang-lambang yang menjadi ciri khas.
Stratifikasi menurut masyarakat India :
- Brahmana
- Ksatria
- Waisya
- Sudra
Menurut masyarakat Eropa :
- Masyarakat kelas atas
- Masyarakat kelas menengah
- Masyarakat kelas bawah
Masyarakat Indonesia (Jawa) :
- Abangan
- Santri
- Priyayi
Penggolongan
masyarakat berdasarkan sistem lapisan dapat dilihat melalui ukuran,
yaitu :
- Ukuran kekayaan
- Ukuran kekuasaan
- Ukuran kehormatan
- Ukuran ilmu pengetahuan
Di dalam teori sosiologi, kreteria
yang paling baku dalam konteks kepemimpinan adalah masalah :
- Kedudukan
(status) artinya tempat seseorang
pada suatu pola tertentu, oleh karena itu di bagi menjadi beberapa
kreteria:
- Asribed status, artinya kedudukan seseorang
dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan
kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kalahiran/keturunan.
- Acieved status, artinya kedudukan yang dicapai
seseorang dengan usaha yang disengaja karena kemampuan.
- Status conflict, kedudukan yang diberikan
karena faktor konflik.
- Status Symbol, kedudukan seseorang yang
dicapai karena cermin kehidupan sehari-hari karena ciri-ciri tertentu.
- Peranan
(role) artinya fungsi atau tugas
seseorang pada pola tersebut. Peranan paling tidak mencangkup tiga hal,
yaitu :
- Peranan
meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat (membimbing masyarakat).
- Peranan
merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi.
- Peranan
juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu sebagai struktur sosial.
Status
and role dalam kasus di
masyarakat adalah menunjukan pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin menunjuk pada
oknum atau orangnya, sedangkan kepemimpinan menunjukan aktivitas di dalam
organisasi. Dalam kontek sosiologi, menurut Max Weber terdapat dua jenis
kepemimpinan di masyarakat, yaitu kepemimpinan formal (formal leader) dan kepemimpinan informal (informal leader). Formal berarti syah, terstruktur, dan legalitas misalnya
keberadaan; RT/RW, Kepala Desa/Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, hingga Presiden.
Sedangkan informal berarti tokoh tidak terstruktur dan illegal di masyarakat
namun tetap dibutuhkan keberadaannya, contoh : tokoh masyarakat, kepala suku,
kyai, ulama, pendeta).
Mobilitas Sosial (social mobility)
Mobilitas sosial dalam istilah lain
adalah social mobility, yaitu suatu
gerak dalam struktur sosial (structur social) yang mengatur orgnisasi
suatu kelompok sosial. Sesuai dengan arahnya maka tedapat dua jenis gerak sosial
yaitu, gerak vertical/naik (social
climbing) dan gerak horizontal/turun (social
sinking).
7.
Kekuasaan dan Kepemimpinan
Kekuasaan
Pada setiap hubungan antar manusia
maupun antar kelompok sosial selalu tersimpul pengertian kekuasaan dan
wewenang. Kekuasaan terdapat di semua bidang kehidupan dan harus dijalankan/direalisasikan.
Kekuasaan mencangkup kemampuan untuk memerintah (agar yang diperintah patuh)
dan juga untuk memberi keputusan baik langsung maupun tidak langsung dan
mempengaruhi pihak lain.
Menurut Max Weber, kekuasaan adalah :
Kesempatan seseorang atau kelompok
orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri, dengan
sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang
atau golongan tertentu.
Kekuasaan dapat bersumber pada
bermacam-macam faktor. Apabila sumber-sumber kekuasaan tersebut dikaitkan
dengan kegunaannya, maka dapat diperoleh gambaran sebagai berikut :
SUMBER
|
KEGUNAAN
|
a. Militer, polisi
|
a.
Pengendalian kekerasan dan kriminal
|
b. Ekonomi
|
b.
Pengendalikan tanah, buruh, kekayaan material, produksi
|
c. Politik
|
c. Pengambilan keputusan
|
d. Hukum
|
d. Mempertahankan, mengubah, melancarkan
interaksi
|
e. Tradisi
|
e. Sistem kepercayaan nilai-nilai
|
f. Ideologi
|
f. Pandangan hidup
|
g. Dicersionary power
|
g. Kepentingan rekreatif
|
Kekuasaan terdapat pada interaksi sosial,
unsur-unsur penting di antaranya :
- Rasa
takut
- Rasa
cinta
- Kepercayaan
- Pemujaan
Saluran kekuasaan di antaranya :
- Saluran
militer
- Saluran
ekonomi
- Saluran
politik
- Saluran
tradisional
- Saluran
ideology
- Saluran
seni
Cara mempertahankan kekuasaan :
- Dengan
jalan menghilangkan segenap peraturan-peraturan lama, terutama dalam
bidang politik yang merugikan penguasa.
Peraturan akan diganti dengan yang baru sehingga dapat
menguntungkan penguasa.
- Mengadakan
sistem-sistem kepercayaan (belief
system) yang akan dapat memperkokoh kedudukan penguasa atau golongan.
- Pelaksanaan
administrasi dan birokrasi yang baik
- Mengadakan
konsolidasi horizontal dan vertikal.
b. Pemimpin dan Kepemimpinan (leadership) :
Merupakan kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain pada suatu masyarakat
atau lembaga/institusi.
Di dalam sistem kepemimpinan, seorang
pemimpin setidaknya memiliki peranan yang disebut asta brata (delapan jalan), yaitu:
- Indra-brata artinya memberikan kesenangan
dalam jasmani
- Yama-brata artinya menunjuk pada keahlian
dan kepastian hukum
- Surya-brata artinya mengerakkan bawahan
dengan mengajak bekerja (persuasion-participan).
- Caci-brata artinya memberikan kesenangan
rohaniah.
- Bayu-brata artinya menunjuk keteguhan
pendidikan dan rasa tidak segan-segan untuk turut merasakan
kesukaran-kesukaran pengikut-pengikutnya.
- Dhana-brata artinya menunjuk pada suatu
sikap yang patut dihormati.
- Paca-brata artinya menunjuk kelebihan di
dalam ilmu pengetahuan, kepandaian dan keterampilan.
- Agni-brata artinya memiliki sifat
memberikan semangat kepada anak buah.
Watak yang
dimiliki oleh pemimpin setidaknya memiliki sifat yang dapat ditafsirkan, melalui
falsafah seperti:
- Bumi
- Air
- Api
- Angin
- Batu, dll.
8. Kelompok Sosial dan Kehidupan
Bermasyarakat
Manusia tidak ada yang hidup
menyendiri secara terus menerus, memang dalam seni wayang menceritakan tokoh-tokoh seperti; Arjuna,
Bima, Semar dan sebagainya sering menyendiri atau betapa. Akan tetapi
menyendiri atau bertapa tadi sifatnya hanya sementara saja karena hanya
bertapa, dan setelah bertapa tokoh tersebut akan kembali lagi, begitu juga
manusia.
Manusia pada umumnya adalah makluk;
individu, sosial, zoon politicon, dan religius, oleh karena itu manusia hidup
berkelompok, bersosial dan bermasyarakat. Sejak zaman Adam manusia telah
memiliki pasangan hidup Hawa. Begitu selanjutnya manusia di dunia ini hidup
berkelompok. Manusia tidak mampu hidup dengan sendirinya, oleh karena manusia
harus hidup bersama dan saling membutuhkan interaksi satu sama lain.
Manusia berbeda dengan binatang atau
hewan lainnya, walaupun pada sisi lain manusia adalah hewan sosial (animal social). Perbedaan tersebut
contohnya; seekor anak ayam tanpa induk tapi mampu mencari makan sendiri,
harimau di beri kuku dan gigi yang kuat untuk mencari makan, burung di beri
sayap untuk terbang yang jauh, ikan atau katak diberi alat untuk hidup di
perairan hanya dengan insangnya.
Di
dunia, manusia hidup mulai dari lahir sampai tua hingga meninggal memerlukan
orang lain terutama pengasuhan, pengajaran, dan pendidikan. Manusia tidak
seperti hewan akan tetapi manusia mampu berfikir dalam hidupnya, itulah yang
membedakan dengan binatang. Di dalam menghadapi alam sekeliling manusia hidup
berkawan dengan manusia lain dan bergaul.
Sejak dilahirkan di dunia, manusia
memiliki dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu :
- Keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekeliling (masyarakat)
- Keinginan
untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Untuk menghadapi dan menyesuaikan diri
dengan kedua lingkungan tersebut, manusia menggunakan :
- Pikiran
- Perasaan
- Kehendak
Misalnya:
Di dalam menghadapi alam sekelilingnya
yang penuh dengan udara dingin, panas, dan banyak ancaman, oleh karena itu manusia
dengan akalnya berupaya menciptakan rumah, pakaian, dan peralatan hidup
lainnya. Jika hidup sebagai pelaut manusia punya akal untuk mendapat ikan
dengan menggunakan , di hutan manusia juga punya akal untuk berburu mencari makanan,
dsb.
Kesemua itu menimbulkan
kelompok-kelompok sosial (social group)
yang saling mempengaruhi dan menolong. Oleh karena itu diperlukan persyaratan
seperti :
- Setiap
anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok
lain yang saling bersangkutan.
- Terdapat
hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya.
- Terdapat
faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah
erat.
- Bersistem
dan berproses.
Sebagaimana diuraikan oleh empu
sosiologi Indonesia (Soerjono Soekanto), kelompok atau organisasi masing-masing
individu saling membutuhkan dan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Kategori utama : kesatuan wilayah
Tipe umum : komuniti
Tipe
khusus : suku, bangsa, daerah, kota,
desa, rukun warga.
|
1. Kriteria utama :
Ø
Kepentingan
Ø Bertempat
tinggal di suatu wilayah tertentu.
|
2.Kategori
utama : kesatuan-kesatuan atas dasar kepentingan yang sama, tanpa organisasi yang tetap.
|
2. Kriteria utama :
|
1. a. Tipe umum : kelas
b. Tipe khusus : kasta, elit, kelas
dasar persaingan, kelas atas dasar
kerjasama.
2. a. Tipe umum : kelompok etnis dan ras
b. Tipe khusus : kelompok atas
dasar perbedaan warna kulit, kelompok-kelompok nasional.
3. a. Tipe umum : kerumunan
b.Tipe khusus ; kerumunan dengan
kepentingan yang sama dan dengan kepentingan umum.
|
Kriteria tambahan untuk tipe-tipe
khusus :
a. Kemampuan untuk berpindah dari satu
kelompok ke kelompok lain (mobilitas)
b. Perbedaan dalam kedudukan, prestise,
kesempatan, dan tingkat ekonomis.
Kriteria tambahan untuk tipe-tipe
khusus : asal kelompok, golongan
(stock), luas wilayah tempat tinggal, ciri-ciri badaniah.
Kriteria tambahan untuk tipe-tipe
khusus :
a. Kepentingan-kepentingan yang
sementara
b. Sifat kelompok sementara
|
3.
Kategori utama : kesatuan-kesatuan
atas dasar kepentingan yang sama
dengan organisasi yang tetap; asosiasi.
Tipe-tipe khusus
: keluarga, kelompok permainan, klub, dsb.
Tipe khusus : negara,
gereja, perkumpulan atas dasar ekonomi, persatuan buruh, dsb.
|
3. Kriteria utama :
a.Kepentingan-kepentingan
yang terbatas
b. Organisasi sosial tertentu
Kriteria tambahan untuk tipe-tipe
khusus :
Kriteria tambahan untuk tipe-tipe
khusus :
|
Pada umumnya masyarakat memiliki
tipe-tipe umum kelompok sosial, yaitu :
- Kategori
statistik adalah pengelompokan atas dasar ciri tertentu yang sama seperti
kelompok umur.
- Kategori
sosial merupakan kelompok individu yang sadar akan ciri-ciri yang dimiliki
bersama, misalnya; Ikatan dokter Indonesia, dsb.
- Kelompok
sosial, misalnya; keluarga batih
- Kelompok
tidak teratur, yakni berkumpulnya orang-orang di satu tempat pada waktu
yang sama, karena pusat perhatian yang sama. Misalnya; orang-orang antri
karcis kereta api.
- Organisasi
formal, setiap kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu dan telah ditentukan terlebih dahulu. Misalnya; birokrasi.
Kebutuhan hidup manusia menurut Colley
maupun Tonies :
a. Kebutuhan sandang, pangan, papan.
b. Kebutuhan keselamatan jiwa dan harta
benda
c. Kebutuhan harga diri
d. Kebutuhan pengembangan potensi
e. Kebutuhan kasih sayang
9.
Masyarakat dan perubahan sosial
Definisi masyarakat adalah merupakan
kumpulan dari individu-individu yang menempati wilayah tertentu secara menetap,
kemudian memiliki hukum, adat, budaya, dan pengetahuan lainnya sehingga terjadi
interaksi sosial.
Objek sosiologi adalah masyarakat, definisi masyarakat
menurut para tokoh:
1. Mac Iver dan Page
Masyarakat adalah
suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan kerja sama antara
berbagai kelompok dan penggolongan dari pengawasan tingkah laku serta
kebebasan-kebebasan manusia. Masyarakat merupakan jalinan hubungan social yang
selalu berubah.
2. Ralp
Linton
Masyarakat
merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri dan menganggap diri mereka sebagai
suatu kesatuan social.
3. Selo Soemardjan
Masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Unsur-unsur masyarakat berdasarkan
definisi:
a. Manusia yang hidup bersama
b. Bercampur di
suatu tempat yang cukup lama
c. Sadar yang merupakan satu kesatuan
d. Merupakan system hidup bersama pada
suatu kelompok
e. Terdapat
komunikasi melalui bahasa dan symbol
f.
Terdapat
organisasi
Berdasarkan lingkupnya masyarakat
terbagi menjadi dua, yaitu :
- Masyarakat
pedesaan (rual community)
- Masyarakat
perkotaan (urban community)
Unsur-unsur perasaan masyarakat (sentiment community) diantaranya merasa
:
- Seperasaan
- Sepenanggungan
- Saling
memerlukan
Di dalam mengadakan klasifikasi
masyarakt setempat, dipergunakan empat kriteria, yaitu :
- Jumlah
penduduk
- Luas,
kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
- Fungsi-fungsi
khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
- Organisasi
masyarakat setempat yang bersangkutan
Masyarakat pedesaan memiliki ciri-ciri
:
- Memiliki
hubungan yang lebih erat antar anggota dibanding dengan kelompok lain
- Berkelompok
atas dasar sistem kebudayaan
- Hidup
dari pertanian/agraris
- Memiliki
rasa toleransi yang cukup kuat terhadap anggota
- Memegang
adat secara kuat
- Memiliki
kekawatiran/ kecemasan terhadap perubahan budaya, dll.
Masyarakat kota
memiliki ciri-ciri :
- Lebih cenderung bidup individualis
- Kurangnya rasa kekeluargaan
- Cenderung hidup di lingkungan industri dan
materialistis
- Kurangnya rasa toleransi
- Cenderung melupakan budaya tradisi
- Menerima perubahan budaya secara cepat, dll.
Perubahan masyarakat pedesaan ke
masyarakat perkotaan selalu diikuti proses urbanisasi. Proses tersebut dapat
menyangkut dua aspek, yaitu :
- Perubahan
masyarakat desa menjadi masyarakat kota.
- Bertambahnya
penduduk kota karena penduduk desa merasa tertarik dengan kemajuan kota.
Disebut perkotaan karena kota adalah :
- Daerah
pusat pemerintahan propinsi atau ibu kota
- Terletak
sangat strategis untuk perdaganga/perniagaan
- Tumbuhnya
berbagai industri dengan tenaga teknologi modern
Sebab terjadinya urbanisasi :
- Di desa lapangan kerja pada umumnya kurang
- Penduduk desa terutama kalangan muda merasa tetekan
dengan adat istiadat yang masih monoton
- Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah dan
mengembangkan IPTEK
- Rekreasi
kota menambah pemikiran hidup bertambah maju
- Karena
penduduk desa memiliki keahlian lain yang dapat bermanfaat di perkotaan.
- Penduduk
desa beranggapan bahwa kota adalah mudah untuk mendapatkan uang
- Kelebihan modal lebih banyak di kota dari pada di
desa
- Pendidikan lebih banyak didapatkan di kota dari pada
di desa
- Kota adalah tempat menambah pengetahuan budaya
10. Konflik
Sosial
Di dalam hidup di
masyarakat biasanya terdiri dari berbagai kelompok-kelompok kecil (small group) yang berpengaruh terhadap
perilaku kehidupan sehari-hari. Konflik di masyarakat dapat terjadi karena
persaingan berbagai faktor ; rasisme, ekonomi, politik, hukum, budaya,
agama, ideologi, yang saling memaksakan sehingga terjadi pro kontra.
Proses
penyelesaian konflik antara lain adalah :
- Salah satu unsur menyadari dari berbagai ancaman
- Menggunakan akal pikiran (pendidikan) yang sehat
dalam mengatasi konflik dengan mengedepankan musyawarah
- Mempergunkan
pendekatan agama atau keyakinan dan toleransi
- Memegang norma, etika dan nilai sosial
- Bersikap
adil dan bijaksana dengan berlandaskan hukum
- Menghindari
emosional akibat profokator
11. Penyimpangan
dan Kejahatan Sosial
Perilaku menyimpang dapat terjadi
karena manusia terpengaruh lingkungan dan kurangnya memperhatikan norma, etika,
dan nilai-nilai sosial di masyarakat. Contoh perilaku menyimpang :
- Lesbian
- Bunuh
diri
- Gigolo
- Homo
seks
- hipper
seks
- Pemakaian
simbol-simbol yang tidak pada
tempatnya
Misalnya : baju, celana, anting, tato, bentuk dan warna rambut, muka,
dsb.
Masalah kejahatan-kriminalitas :
Kriminalitas merupakan perbuatan
kejahatan sosial akibat dari kondisi individu yang terpaksa dan tidak dilandasi
dengan akal sehat mengenai sebab akibatnya, misalnya :
- Mencuri
- Menjambret
- Membunuh
- Kolusi
negative
- Minuman
keras
- Narkoba
- Pengambilan hak atas orang lain
- Penjualan
anak dan wanita
- Pembunuhan
karakter (misalnya: media)
Masalah Korupsi
Definisi korupsi jika dilihat dalam
kamus Bahasa Indonesia :
Korupsi: adalah perbuatan yang buruk (seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dsb)
Korup: artinya buruk, busuk, suka menerima
uang sogok (memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri).
Selama ini permasalahan penyakit
sosial yang telah melekat bagi negara berkembang adalah masalah KKN (Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme), di samping banyaknya kendala-kendala yang lain (KORUPSI BUKAN BUDAYA)
Batasan-batasan
korupsi secara umum :
- Korupsi sebagai gejala sosial dan politik
- Korupsi merupakan tindakan atau perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang, baik pejabat atau pegawai pemerintahan,
pengusaha, maupun pengusaha lainnya.
- Tindakan atau perbuatan dimaksud merupakan
pelanggaran terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat
- Tidakan penyalahgunaan wewenang/kekuasaan/kesempatan
- Tujuan
tindakan tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan pribadi, keluarga,
kelompok, dan golongan tertentu
- Perolehan
keuntungan dapat berupa; harta kekayaan, fasilitas atau pengaruh
- Akibat
tindakan tersebut adalah berupa kerugian baik moral maupun material
Langkah preventif pemberantasan
korupsi :
- Penyempurnaan
struktur dan prosedur administrasi negara
- Penyempurnaan
prosedur dan pengawasan pembelian pemerintah
- Larangan
pemerintah retour komisi
- Inventarisasi
kekayaan negara
- Mengharuskan
para pejabat memberikan keterangan secara terbuka terhadap kekayaan yang
dimilikinya
- Pengaturan
kembali kekayaan negara
- Mengharuskan
para pejabat memberikan keterangan secara terbuka terhadap kekayaan yang
dimilikinya.
- Perlu
pengawasan lebih ketat terhadap kegiatan bea cukai dan pajak
- Penertiban
penyimpanan uang negara
No
|
Jenis
dan Modus Korupsi di Indonesia
|
1
|
Pangadaaan barang dan jasa
Ø
Mark
up nilai proyek
Ø
Kolusi
dengan kontraktor
|
2
|
Penghapusan inventaris dan asset
Negara
Ø
Mengklaim
sebagai milik sendiri
Ø
Menjual
|
3
|
Pungli
Memungut biaya siluman pada
penerimaan pegawai dan semacamnya, pemniayaan gaji, kenaikan pangkat dan
semacamnya, pengurusan berbagai keperluan administrasi
|
4
|
Pemotongan dana sosial berbagai
keperluan
|
5
|
Bantuan fiktif
Ø
Membuat
surat permohonan bantuan fiktif seolah-olah ada permintaan bantuan kepada
pemerintah dari pihak luar
|
6
|
Penyelewengan dana proyek
Ø
Mengambil
dan proyek pemerintah di luar ketentuan resmi
Ø
Memotong
dana proyek tanpa sepengetahuan pihak yang berwajib
|
7
|
Proyek fiktif
Ø
Dana
dialokasikan dalam laporan resmi tetapi secara fisik tidak pernah ada
|
8
|
Manipulasi hasil penerimaan
penjualan pajak, retribusi, dan iuran-iuran
|
9
|
Manipulasi proyek fisik
Ø
Memungut
kontribusi tidak resmi dari kontraktor
Ø
Mark
up nilai proyek
|
10
|
Daftar gaji atau honor fiktif
|
11
|
Manipulasi dana
pemeliharaan atau renovasi
|
12
|
Pemotongan dana
bantuan
|
13
|
Pembayaran fiktif
uang lauk pauk bagi PNS atau prajurit
|
14
|
Pungli di
berbagai perizinan
Ø Kolusi dengan
pengusaha yang mengurus izin
|
15
|
Pungli
perizinan di sektor kependudukan dan imigrasi
Ø Kolusi dengan
pengusaha yang mengurus izin
|
16
|
Manipulasi
proyek pengembangan ekonomi rakyat
Ø Penyerahan
dalam bentuk uang
|
17
|
Manipulasi
ganti rugi tanah dan bangunan
Ø Pegawai yang
mengurusnya tidak memberikan jumlah ganti rugi yang seharusnya, dll.
|
12. Pembangunan dan Modernisasi
Jika ditinjau dari aspek historis,
modernisasi muncul di Italia pada abad ke-15 dan menyebar ke wilayah Eropa. Kemudian
manifestasi proses modernisasi pertama kali nampak di Inggris pada abad ke- 18 (1760-1830) ketika munculnya
revolusi industri dan revolusi politik di Perancis (1789-1830). Akibat revolusi tersebut menjalar ke
berbagai negara-negara belahan dunia lain hingga mencapai wilayah Asia
(Indonesia).
Pandangan
A. Tofler peradaban:
- Pertanian
- Industri
- Komunikasi
dan informasi (buktikan saat ini seolah-olah dunia tanpa batas)
Arti modernisasi
menurut beberapa ahli :
a. Ahli ekonomi
mendefinisikan bahwa modernisasi merupakan bentuk usaha penerapan teknologi
oleh manusia untuk menguasai sumber-sumber alam demi menciptakan peningkatan
kesejahteraan penduduk.
b. Ahli sosiologi-antropologi;
modernisasi merupakan proses perubahan diferensiasi yang terjadi di tengah
tatanan struktur masyarakat (berbagai
munculnya perkembangan baru).
c. Ahli
politik ; modernisasi merupakan proses perubahan dengan arah kekuasaan
baru, elit-elit baru, dan teori-teori baru.
Definisi di atas
jika disimpulkan bahwa pembangunan dan modernisasi adalah munculnya kesempatan
baru yang ditunjang oleh faktor pendidikan,
sehingga membawa dampak terhadap prestasi kerja, kualitas kerja, dan imbalan
yang setaraf.
Pendapat Schoorl (1980) ;
tumbuhnya masyarakat industri modern dan kompleks akan mengakibatkan tugas
sistem administrasi birokrasi menjadi kompleks. Masalah birokrasi di negara
berkembang bersumber pada beberapa hal meliputi :
- Banyaknya
aparat birokrasi namun kurangnya kecakapan
- Luasnya
tugas pemerintahan
- Masih kuatnya anasir-anasir tradisional dan kuatnya sentralisasi yang kurang
merangsang kegiatan
Pembangunan di
era modernisasi membawa akibat yang cukup besar resikonya, dampak
tersebut misalnya:
- Dampak modernisasi terhadap ekonomi
- Dampak modernisasi terhadap politik
- Dampak modernisasi terhadap pendidikan
- Dampak modernisasi terhadap budaya
- Dampak modernisasi terhadap hankam
- Dampak modernisasi terhadap lingkungan
PERUBAHAN MEMBERIKAN HARAPAN
Perubahan yang Dihadapi Dunia Usaha Indonesia
Bidang
Perubahan
|
Era Pemerintahan
|
|
Soeharto
|
Pasca Soeharto
|
|
Politik
|
ü Dikendalikan melalui 3 partai besar dan ada single majority
ü Kekuasaan dikuasai oleh eksekutif
ü Pemerintahan terpusat
|
ü Kehendak rakyat, multipartai, koalisi antarpartai
ü Kekuasaaan seimbang eksekutif legislative
ü Pemerintah pusat membagi kekuasaan dengan pemerintah
daerah
|
Ekonomi
|
ü Anti persaingan/persaingan dianggap bertentangan
dengan pancasila dan UUD 1945
ü Pengendalian jumlah para pelaku usaha, cenderung
memunculkan usaha-usaha besar (konglomerasi)
ü Integrasi vertical
ü Dominan peran pemerintah (Makro Ekonomi Dominan)
|
ü Persaingan bebas, dari dalam dan luar negeri
ü Pelaku terbuka luas,cenderung berbasis UKM (Usaha
Kecil & Menengah)
ü Outsourcing
ü Dominan peran masyarakat (Seimbang makro-mikro
ekonomi)
|
Informasi
|
ü Dikendalikan Negara (informasi Assymetry)
ü Lembaga sensor pers
ü Tidak bisa ditembus secara fisik
|
ü Bergerak bebas (demokratisasi informasi)
ü Tidak ada sensor pers
ü Diselesaikan melalui proses pengadilan
ü Dapat ditembus melalui teknologi komunikasi
(internet)
|
Sosial
|
ü Serikat pekerja adalah mitra pemerintah (hanya 1
serikat pekerja). Praktis tidak adademo buruh, unjuk rasa atau pemogokan
ü Komunitas-komunitas masyarakat dikendalikan oleh
militer
ü Pendidikan dikuasai Negara, orientasi pada harga
murah (subsidi)
|
ü Kebebasan berserikat, bahkan setiap badan usaha
bebas memiliki beberapa organisasi serikat pekerja. Bebas melakukan unjuk
rasa, mogok kerja, dsb.
ü Komunitas masyarakat punya pilihan sendiri
ü Pendidikan persaingan bebas, pengurangan subsidi,
transformasi
|
Hukum
|
ü Dominan peran pemerintah
ü Isu-isu penting hokum hanya siapa yang menang dan
siapa yang kalah
|
ü Peradilan bebas
ü Isu-isu penting:
-
Hak Asasi
Manusia
-
Jender
-
Tanah rakyat
-
Pemutusan
Hubungan Kerja
-
Pemberantasan
Korupsi dan transparansi
-
Lingkungan
hidup
|
Infrastruktur
|
ü Terbatas, tumbuh bertahap
ü Dominasi transportasi darat dan laut, tarif diatur
pemerintah
|
ü Negara tak punya cukup biaya untuk memelihara dan
membangun yang baru
ü Pemakaian transportasi udara meningkat tajam, tariff
bersaing bebas
|
Tekanan Internasional
|
ü Terbatas
|
ü Sangat kuat, karena pemberi pinjaman semakin besar
pengaruhnya
|
Persaingan Global
|
ü Masih terbatas
|
ü Sangat dominan dan agresif
|
Cara-cara Lama dan Cara-cara Baru dalam Berusaha di Indonesia
|
Cara-cara Lama
|
Cara-cara Baru
|
1.
Lingkungan
|
Tertib, stabil, teratur, predictable
|
Berubah-ubah, setiap partikel organisasi dapat bergerak
sendiri-sendiri
|
2.
Lokasi usaha
|
Berpusat di Jakarta
|
Tersebar ke seluruh penjuru Indonesia
|
3.
Sikap terhadap
persaingan
|
Statis, terkendali, reaktif, lari ke pengambil keputusan
di tingkat negara
|
Proaktif, memimpin inovasi, menciptakan cara-cara baru
|
4.
Struktur
Organisasi
|
Birokrasi, procedural
|
Dinamis, teamwork, jejaring
|
5.
Kultur
Organisasi
|
Keteraturan dan social harmony, formal
|
Kompetitif, informal, campus-likd
|
6.
Bentuk
Perusahaan
|
Besar, konglomerasi, Integrasi vertical
|
Kecil-kecil, outsourcing, berorientasi pada kompetisi inti
|
7.
Manusia (SDM)
|
Tenang, birokratik, professional
|
Dinamis, intrapreneurial, mengedepankan suasana kerja yang
menyenangkan
|
8.
Pemimpin
|
Otoriter, satu arah, manajer (doing things right)
|
Demokratis, change leader, leader (doing the right thing)
|
9.
Produk
|
Monoton, product lifecycle panjang
|
Dinamis, product lifecycle diperpendek sendiri
|
10. Sikap Terhadap Hukum
|
Minta dukungan pemerintah
|
Harus berani menghadapi kasus-kasus hokum
|
11. Komunikasi
|
Tidak penting, reaktif
|
Sangat penting, proaktif
|
|
|
|
Dampak Krisis Multidimensional 1998
Dimensi
|
Beban yang Dihadapi
|
Ekonomi
|
Ø Nilai mata uang rupiah merosot tajam
Ø Utang luar negeri (dalam mata uang asing)
menggerogoti modal sendiri
Ø Puluhan bank ditutup, utang dialihkan ke BPPN
Ø Tingkat bunga pinjaman & simpanan melambung
tinggi
Ø Bahan baku tidak tersedia dan kalau ada mahal
Ø Pabrik-pabrik tutup, perputaran uang macet
Ø Pembangunan infrastruktur terhenti
Ø Kepercayaan dunia hilang, tidak bias membuka LC di
luar negeri
Ø Utilisasi mesin produksi dibawah 50%
Ø Daya beli dan keinginan membeli hancur
Ø Inflasi tinggi, harga-harga melambung
|
Tenaga Kerja
|
Ø Pengangguran besar
Ø Terbentuk serikat-serikat pekerja untuk melindungi
diri dari ancaman pemutusan hubungan kerja
Ø Motivasi kerja merosot, gamang
|
Sosial
|
Ø Ketegangan meningkat, benturan terjadi di mana-mana
Ø Rasa saling percaya hilang
Ø Kecemburuan meningkat
Ø Masyarakat beralih ke hiburan-hiburan ringan
(infotainment, dangdut, kafe, seks)
|
Keamanan
|
Ø Kriminalitas terjai baik di jalan, di perumahan,
perbankan dan perkantoran
Ø Kerusuhan silih berganti
Ø Konflik elite politik dirasakan akibatnya di
mana-mana
Ø Sebagian kalangan berpendidikan, professional, dan
usahawan pindah dan memeindahkan usahanya ke luar negeri
|
Pendidikan
|
Ø Kalangan atas yang masih memiliki tabungan
meningkatkan investasi pendidikan
Ø Kalangan bawah menarik anak-anaknya dari sekolah
|
Otonomi Daerah
|
Ø Kekuasaaan bergeser, menjadi kekuatan-kekuatan baru
di berbagai daerah
Ø Tender beralih dari pusat ke daerah
Ø Retribusi-retribusi baru bermunculan
Ø Pembukaan cabang-cabang baru perusahaan terpaksa
dilakukan atas tuntutan daerah
|
Persaingan
|
Ø Persaingan baru bermunculan. Negara ditekan IMF
untuk membuka pintu seluas-luasnya dan produk-produk asing mmbanjiiri pasar
domestic
Ø Muncul pemain-pemain kecil sebagai pelaku ekonomi
yang kompetitif
Ø Persaingan harga membuat harga jual merosot tajam,
diskon atau komisi penjualan yang harus diberikan membesar
|
Pembayaran
|
Ø Mundur
Ø Banyak yang tak mampu membayar dan diselesaikan
melaliu pengadilan atau debt collector
|
Teknologi
|
Ø Berubah. Ada tuntutan penerapan IT
Ø Muncul mesin-mesin produksi baru yang lebih efisien
untuk kapasitas usaha yang lebih kecil
|
Strategi untuk Memperoleh Kekusaan dalam Menciptakan Perubahan
1.
Dapatkan
“sponsor” yang berkuasa
2.
Dapatkan
bos / atasan yang berkuasa
3.
Bentuk
aliansi dengan orang-orang berpengaruh
4.
Bangun
koalisi
5.
Dapatkan
dukungan dari rekan-rekan
6.
Bangun
hubungan dengan kelompok yang mampu melakukan perubahan
7.
Kelilingi
diri dengan kalangan ahli dan setia
8.
Publikasi
keberhasilan
9.
Lakukan
control terhadap sumber-sumber daya bernilai
10. Dapatkan promosi
11. Bangun keahlian pada area yang
penting
12. Pindah ke unit yang penting
13. Bangun citra yang tepat
14. Hindari anggota yang ternoda
15. Tampil sangat diperlukan
16. Tampak terlihat
17. Bersahabat
18. Tingkatkan daya tarik
19. Siap menolong
20. Tunjukkan kesetiaan
“Old Belief” dan “New Belief”
Dalam Menciptakan Perubahan
Pandangan tentang
sesuatu hal
|
Pandangan Lama
“Old Belief”
|
Pandangan Baru
“New Belief”
|
Yang dimaksud dengan normal
|
Stabil adalah “normal”, perubahan adalah pengecualian
|
Baik stabilitas maupun perubahan adalah sama-sama normal
|
Resistensi atau keengganan untuk berubah
|
Resistensi dan emosi-emosi negative akan menyabotase/menghalangi
perubahan
|
Resistensi adalah bel bangun pagi (a wake up call) yang mengingatkan
|
Kapan perubahan dimulai
|
Sesuai rencana, atau ketika kita ditekan oleh lingkungan
|
Perubahan telah terjadi bahkan seelum kita mampu
melihatnya
|
Bagaimana perubahan dikelola dan bergerak
|
Ia begerak secara bertahap, terencana,mengikuti garis linier, dan secara rasional
|
Ia bergerak seperti siklus dan lingkaran, melewati
gelombang demi gelombang
|
Peranan pimpinan formal
|
Pemimpin harus mendorong perubahan dan menjadi “role model” untuk proses perubahan
|
Pemimpin adalah co-learners
dalam proses perubahan
|
Peranan para pengikut
(followers)
|
Sekedar pelaksana, dengan wewenang terbatas dan tidak
berkepentingan terhadap jangka panjang
|
Pengikut memiliki wewenang dan peran yang sangat besar
|
Kontras Kampus Lama-Kampus Baru
|
Beaver College
(Kampus Lama)
|
Kampus-kampus Modern
|
Ø Sasaran pasar
|
Ø Jender (perempuan)
|
Ø Tidak ada preferensi jender, prinsip equality
|
Ø Citra
|
Ø Tua, serius,berat,tidak ada kehidupan
|
Ø Muda, energetic, sekolah bukan untuk mempertua diri
melainkan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dengan meyenangkan (fun, enjoyment, leisure)
|
Ø Penyampaian
|
Ø Serius, classical
|
Ø Dialogis, keterlibatan, mempermudah,
meyenangkan,IT-based
|
Ø Gedung
|
Ø Tua, kusam, besar, ornamentalis
|
Ø Baru, segar, minimalis, multifunction
|
Ø Pengajar
|
Ø Otoriter, dominan, menjemukan
|
Ø Demokratik, partisipatif,
bergaya muda, smart
|
Ø Pendekatan
|
Ø Local
|
Ø Global
|
Ø Suasana
|
Ø Hanya belajar
|
Ø Work-leisure-learning
|
Ø komunikasi
|
Ø sekear pengumuman, Fungsional
|
Ø bersahabat, jemput bola, menunjukkan suasana
kehidupan kampus yang meyenangkan
|
Perbedaan antara Pemimpin Reaktif dan Pemimpin Kreatif
PERBEDAAN
GAYA BERPIKIR
Sumber:
Chappy Hakim (2004). Materi Presentasi Kepemimpinan untuk Mahasiswa
Program Doktor Ilmu Manajemen FEUI
Perbedaan Orientasi
Sikap antara Bisnis dan Nonbisnis
Sikap Berorientasi Pada Bisnis
|
Tidak Berorientasi Bisnis
|
1.
Bisnis harus kompetitif
dan produktif
|
1.
Yang penting
semua orang senang “jangan paksa kami bekerja lebih cepat”
|
2.
Penempatan
orang harus berdasarkan kompetensi dan prestasi
|
2.
Siapa anda
menentukan posisi anda. Anda pertama-tama harus bisa diterima teman-teman
|
3.
Setiap manajer/kepala
unit harus punya sasaran jelas
|
3.
Sasaran bisa
merepotkan, yang penting kerja saja
|
4.
Prioritas utama
kami adalah konsumen
|
4.
Karyawan dan
keluarga harus didahulukan
|
5.
Harus selalu
inovatif dan bergerak cepat
|
5.
Tidak pernah
terpikirkan. Statis dari masa ke masa. Semua harus ssabar menunggu
|
6.
Pengangkatan/penunjukkan
pemasok harus transparan dan menguntungkan perusahaan
|
6.
Harus
mengutamakan kenalan/kerabat
|
7.
Berorientasi
pada standar kualitas dan peningkatan mutu
|
7.
Tidak ada
insentif untuk peningkatan kualitas
|
8.
Memanfaatkan
umpan balik dan riset pasar
|
8.
Semua keputusan
di ambil dari atas (top-down)
|
9.
Berorientasi
pada kesejahteraan
|
9.
Kesejahteraan
memang sudah kewajiban Negara, tapi mengapa gaji kami tidak kompetitif?
|
10. Harus efisien
|
10. Efisiensi dianggap tidak manusiawi
|
11. Setiap kepala unit sampai general manager dan
direksi wajib mampu membaca laporan-laporan keuangan dan mampu menganalisanya
|
11. Tidak jelas
|
12. Harus ada bagian penghasilan yang didermakan untuk
masyarakat (stakeholders)
|
12. Tidak jelas. Kadang sangat besar, tapi pihak penerima
tidak jelas dan tujuannya kurang dipikirkan dengan baik
|
Perubahan dan
Nilai-Nilai Baru yang Tidak Dikehendaki
Institusi
|
Tuntutan Peran Baru
|
Nilai-Nilai Ikutan yang Tidak Dikehendaki
|
Bisnis
|
Daya saing (Competitiveness)
|
v Materialism, Manipulatif (rekayasa informasi dan
keuangan)
v Perilaku (eksekutif) yang kurang loyal
v ketidakpercayaan
|
Pemerintah
|
v
Efisiensi
v
Pelayanan
v
Keterbukaan
v
Kewirausahaan
v
otonomi
|
v Self Interest
v Korupsi
v Kedaerahaan
v Kekuasaan
|
Pendidikan
|
v Pengembangan kualitas
v Daya saing
v otonomi
|
v komersialisasi (uang)
v berpusat pada pasar
|
Nilai-nilai Laten Bawaan
Adapun
ketujuh budaya laten bawaan masa transisi adalah sebagai berikut:
1. Budaya Ketakutan (Culture of fear)
2. Budaya Menyangkal (Culture of denial)
3. Budaya Kepentingan Pribadi (Culture
of self-interest)
4. Budaya Mencela (Culture of cynicism)
5. Budaya Tidak Percaya (Culture of distrust)
6. Budaya Anomi (Culture of anomie)
7. Budaya Mengedepankan Kelompok (The
rise of underground subcultures)
Nilai-nilai Lama dan Nilai-nilai Baru dalam
Bekerja
Nilai-nilai Lama
|
Nilai-nilai Baru
|
Utamakan karyawan
|
Utamakan pemegang saham dan pelanggan
|
Kejujuran
|
Ambil, focus
|
Kerendahhatian
|
Materialism
|
Komitmen
|
Terbatas memenuhi kewajiban
|
loyalitas
|
kebebasan
|
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
PLPG bukan kata akhir tetapi awal perubahan
Selamat mencoba, kurang percaya ? buktikan !
0 komentar:
Posting Komentar